Satu Emas untuk Kurash Kaltim di PON XXI, Ellyana Azzahra Bawa Pulang Kebanggaan

ACEH: Di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 yang digelar di Aceh dan Sumatera Utara, Kalimantan Timur kembali menorehkan prestasi gemilang. Dari arena bela diri Kurash, Ellyana Azzahra, atlet muda berbakat, berhasil menyumbangkan satu-satunya medali emas bagi Kaltim setelah berjuang keras di kelas -52 kg. Tidak hanya itu, dua medali perak juga berhasil diraih oleh Nindya Ragil di kelas 70+ kg dan Basira Anwar di kelas 48 kg, menambah pundi-pundi kebanggaan bagi kontingen Kaltim.

Kurash, seni bela diri tradisional asal Uzbekistan, memang semakin bersinar di Bumi Etam. Dengan gerakan dasar yang melibatkan teknik membanting melalui kaitan baju khusus, Kurash sudah ada sejak 3.500 tahun lalu. Tak heran, olahraga ini dianggap sebagai salah satu seni bela diri tertua di dunia. Di PON XXI kali ini, Kurash Kaltim menurunkan lima atlet untuk berlaga di lima kelas berbeda. Kepemimpinan Ir. Sapto Setyo Pramono, ST. MT.,IPU selaku ketua dan didukung oleh Agus Shali, SH., M.H., CLA serta sekjen Ir. Rudi Hartono, menjadi salah satu kunci kesuksesan para atlet di arena.

Dedikasi para pelatih yang tak kenal lelah juga patut diapresiasi. Dibawah bimbingan mereka, para atlet Kaltim bertarung dengan semangat tinggi, membawa nama daerah di ajang nasional. Keberhasilan Ellyana meraih medali emas adalah bukti nyata bahwa Kurash bisa terus berjaya, baik di tingkat lokal maupun nasional.

“Kami berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi untuk Kurash di Kalimantan Timur agar terus berkembang dan semakin dikenal oleh masyarakat,” ujar Ir. Sapto Setyo Pramono. Kemenangan di PON XXI menjadi momentum penting bagi Kurash Kaltim, menunjukkan bahwa olahraga tradisional ini masih bisa berdiri kokoh dan membanggakan di tanah air.

Dengan keberhasilan ini, semoga Kurash Kaltim tetap menjadi salah satu cabang olahraga andalan, tidak hanya di Bumi Etam, tetapi juga di kancah nasional. Terbukti di PON Aceh kali ini, Kaltim mampu meraih prestasi gemilang yang patut diapresiasi. (EDI/PPN)

Loading

Berita Lainnya:

www.pusatperadaban.com